Kamis, 23 Februari 2012

Sejarah Kerajaan Pajajaran

Sejarah Kerajaan Pajajaran

Sejarah Kerajaan Pajajaran Telah Meleburkan Kedua Kelompok Sub-Etnik Ini Menjadi Satu "Orang Air" Dengan "Orang Gunung" Itu Menjadi Akrab Dan Berbaur Seperti Dilambangkan Oleh Dongeng Sakadang Kuya Jeung Sakadang Monyet [ Kura-Kura Dan Monyet ]. Dongeng Yang Khas Sunda Ini Sangat Mendalam Dan Meluas Dalam Segala Lapisan Masyarakat, Padahal Mereka Tahu, Bahwa Dalam Kenyataan Sehari-Hari Monyet Dan Kuya Itu Bertemu Saja Mugkin Tidak Pernah.

Dalam Periode Yang Sama, Di Timur Pulau Jawa Muncul Sebuah Kota Baru Yang Makin Mendesak Kedudukan Galuh Dan Saunggalah, Yaitu Kawali [ Artinya Kuali Atau Belanga ]. Lokasinya Strategis Karena Berada Di Tengah Segitiga Galunggung, Saunggalah Dan Galuh. Sejak Abad XIV Ini Galuh Selalu Disangkutpautkan Dengan Kawali. Dua Orang Raja Sunda Dipusarakan Di Winduraja. Pemerintahan Kerajaan Pajajaran Yang Condong Ke Timur Sudah Mulai Nampak Sejak Masa Pemerintahan Prabu Ragasuci [ 1297-1303 ].


Kejatuhan Prabu Kertabumi [ Brawijaya V ] Raja Majapahit Tahun 1478 Telah Mempengaruhi Jalan Sejarah Di Jawa Barat. Rombongan Pengungsi Dari Kerabat Keraton Majapahit Akhirnya Ada Juga Yang Sampai Di Kawali. Salah Seorang Diantaranya Ialah Raden Baribin Saudara Seayah Prabu Kertabumi. Ia Diterima Dengan Baik Oleh Prabu Dewa Niskala Bahkan Kemudian Dijodohkan Dengan Ratna Ayu Kirana [ Puteri Bungsu Dewa Niskala Dari Salah Seorang Isterinya ], Adik Raden Banyak Cakra [ Kamandaka ] Yang Telah Jadi Raja Daerah Di Pasir Luhur. Disamping Itu Dewa Niskala Sendiri Menikahi Salah Seorang Dari Wanita Pengungsi Yang Kebetulan Telah Bertunangan.

Catatan Yang Bisa Dijadikan Rujukan Adalah Guguritan Sunda, Yang Mengisahkan Gejolak Sosial Dan Pecahnya Perang Di Desa Bubat Antara Kerajaan Majapahit Dengan Kerajaan Sunda Dan Gugurnya Mahapatih Gajah Mada Secara Misterius. Alih Bahasa Oleh I Wayan Sutedja [ Sepertinya Pustaka Aslinya Ditulis Dalam Bahasa Bali, 1995. Dan Bagi Yang Tinggal Di Amerika, Pustaka Ini Bisa Dipinjam Di Ohio University. Kepindahan Isteri Ratu Pakuan [ Sri Baduga ] Ke Pakuan Terekam Oleh Pujangga Bernama Kai Raga Di Gunung Srimanganti [ Sikuray ].

Raja Kerajaan Pajajaran Yang Terakhir Adalah Nusya Mulya [ Menurut Carita Parahiyangan ] 1567 - 1579. Dalam Naskah-Naskah Wangsakerta Ia Disebut Raga Mulya Alias Prabu Suryakancana. Raja Ini Tidak Berkedudukan Di Pakuan, Tetapi Di Pulasari, Pandeglang. Oleh Karena Itu, Ia Disebut Pucuk Umun [ Panembahan ] Pulasari. Mungkin Raja Ini Berkedudukan Di Kaduhejo, Kecamatan Menes Pada Lereng Gunung Palasari.

Menurut Pustaka Nusantara III/1 Dan Kretabhumi I/2 :
"Kerajaan Pajajaran Sirna Ing Ekadaca Cuklapaksa Weshakamasa Sewu Limang Atus Punjul Siki Ikang Cakakala"
[ Kerajaan Pajajaran Lenyap Pada Tanggal 11 Bagian Terang Bulan Wesaka Tahun 1501 Saka ]. Kira-Kira Jatuh Pada Tanggal 8 Mei 1579 M.
Sejarah Banten Memberitakan Keberangkatan Pasukan Banten Ketika Akan Melakukan Penyerangan Ke Pakuan Dalam Pupuh Kinanti :
"Waktu Keberangkatan Itu Terjadi Bulan Muharam Tepat Pada Awal Bulan Hari Ahad Tahun Alif Inilah Tahun Sakanya Satu Lima Kosong Satu".
Walaupun Tahun Alief Baru Digunakan Oleh Sultan Agung Mataram Dalam Tahun 1633 M, Namun Dengan Perhitungan Mundur, Tahun Kejatuhan Pakuan 1579 Itu Memang Akan Jatuh Pada Tahun Alif. Yang Keliru Hanyalah Hari, Sebab Dalam Periode Itu, Tanggal Satu Muharam Tahun Alif Akan Jatuh Pada Hari Sabtu.

Kisah Dalam Pantun Itu Adalah Ngabetkasih [ Ambetkasih ], Isteri Sri Baduga Yang Pertama [ Puteri Ki Gedeng Sindang Kasih, Putera Wastu Kancana Ketiga Dari Mayangsari ]. Ia Pindah Dari Keraton Timur [ Galuh ] Ke Pakuan Bersama Isteri-Isteri Sri Baduga Yang Lain. Tindakan Pertama Yang Diambil Oleh Sri Baduga Setelah Resmi Dinobatkan Jadi Raja Adalah Menunaikan Amanat Dari Kakeknya [ Wastu Kancana ] Yang Disampaikan Melalui Ayahnya [ Ningrat Kancana ] Ketika Ia Masih Menjadi Mangkubumi Di Kawali. Isi Pesan Ini Bisa Ditemukan Pada Salah Satu Prasasti Peninggalan Sri Baduga Di Kebantenan.


Persekutuan Cirebon-Demak Inilah Yang Sangat Mencemaskan Sri Baduga Di Pakuan. Tahun 1512, Ia Mengutus Putera Mahkota Surawisesa Menghubungi Panglima Portugis Alfonso d'Albuquerque Di Malaka [ Ketika Itu Baru Saja Merebut Pelabuhan Pasai ]. Sebaliknya Upaya Kerajaan Pajajaran Ini Telah Pula Meresahkan Pihak Demak. Pangeran Cakrabuana Dan Susuhunan Jati [ Syarif Hidayat ] Tetap Menghormati Sri Baduga Karena Masing-Masing Sebagai Ayah Dan Kakek. Oleh Karena Itu Permusuhan Antara Kerajaan Pajajaran Dengan Cirebon Tidak Berkembang Ke Arah Ketegangan Yang Melumpuhkan Sektor-Sektor Pemerintahan. Sri Baduga Hanya Tidak Senang Hubungan Cirebon-Demak Yang Terlalu Akrab, Bukan Terhadap Kerajaan Cirebon.

Ditulis Oleh : Unknown ~ Sebagai Admin Blog Herangmata

HarySukaSuka Sobat sedang membaca artikel tentang Sejarah Kerajaan Pajajaran.Terimakasih Telah Berkunjung di Blog Herangmata, Kritik dan Saran Yang Membangun Sangat di Perlukan Agar Content dan Tampilan Blog ini Menjadi Baik.

:: Get this widget ! ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar